Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah rawan bencana. Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) pada tahun 2022 menujukkan bahwa wilayah DIY memiliki skor 119, 56 dengan tingkat resiko bencana sedang. Bencana mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis serta aktivitas pelayanan kesehatan.

Peristiwa bencana berkaitan dengan upaya mitigasi untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana. Manajemen khusus dalam penanganan bencana diperlukan untuk meminimalkan kerugian yang diakibatkan bencana utamanya dalam fase kesiapsiagaan. Fase tersebut dapat dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman bencana dengan kesiapsiagaan bencana. Resiko bencana salah satunya pada siswa sekolah. Sebanyak lebih dari 75% sekolah di Indonesia berlokasi di daerah rawan bencana sehingga sebagian besar siswa sekolah berpotensi terkena dampak bencana. Siswa sebagai salah satu komunikator yang dapat membantu menyebarluaskan pengetahuan tentang pendidikan kebencanaan kepada orang tua dan masyarakat di sekitarnya. Siswa juga sebagai aset dan masa depan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB) diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan kesiapan siswa terhadap bencana. Ancaman bencana seperti kebakaran dan gempa bumi adalah risiko nyata yang memerlukan perhatian serius.



Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) melalui hibah penelitian fundamental Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2024, yang diketuai oleh Novita Nirmalasari, beranggotakan Ike Wuri Winahyu Sari dan Rizqi Wahyu Hidayati ikut mendorong pengurangan resiko bencana. Unjaya bekerjasama dengan BPBD DIY diwakili Kasubid Pencegahan dan TRC BPBD DIY memberikan edukasi, simulasi dan pelatihan tentang bencana. Edukasi kesiapsiagaan bencana dan ketrampilan dalam menghadapi bencana serta pelatihan awal Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dilakukan di SMP N 2 Turi yang beralamat di Bangunkerto, Turi, Sleman pada Jumat (16/08/2024). PPGD juga merupakan bagian penting dari kesiapsiagaan.

Dalam kegiatan tersebut diberikan langkah-langkah penting untuk memastikan kesiapsiagaan bencana di sekolah, dengan fokus pada ancaman kebakaran, gempa bumi, dan pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Berikut Langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi kejadian kebakaran, Gempa Bumi, serta pelatihan awal PPGD.

Kesiapsiagaan Menghadapi Kebakaran
1. Pengenalan Bahaya Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti arus pendek, kelalaian, atau faktor lain. Penting bagi sekolah untuk mengenalkan bahaya kebakaran kepada siswa dan staf, termasuk potensi penyebab kebakaran dan dampaknya.
2. Pelatihan Evakuasi
Pelatihan evakuasi harus dilakukan secara rutin. Simulasikan evakuasi dengan cara yang aman dan efektif. Pastikan siswa dan staf mengetahui jalur evakuasi, titik kumpul, dan bagaimana cara menggunakan alat pemadam kebakaran jika diperlukan.
3. Pengecekan Peralatan
Periksa secara berkala peralatan kebakaran, seperti alarm, pemadam api, dan selang. Pastikan semua alat dalam kondisi baik dan dapat berfungsi dengan baik jika terjadi kebakaran.

Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi
1. Edukasi tentang Gempa Bumi
Edukasi siswa dan staf mengenai gempa bumi, termasuk penyebabnya dan efeknya. Ajarkan cara-cara bertahan selama gempa bumi, seperti berlindung di bawah meja atau struktur yang kokoh, dan bagaimana menghindari bahaya setelah gempa bumi.
2. Latihan Simulasi
Latihan simulasi gempa bumi harus dilakukan secara teratur. Ini termasuk latihan “Drop, Cover, and Hold On” dan evakuasi setelah gempa. Pastikan semua siswa dan staf memahami apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah gempa bumi.
3. Perencanaan Evakuasi
Tentukan jalur evakuasi yang aman dan pastikan jalur tersebut bebas dari potensi bahaya. Buat rencana evakuasi yang jelas dan pastikan semua anggota sekolah mengetahui rute evakuasi serta titik kumpul setelah evakuasi.

Pelatihan Awal Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
1. Pentingnya PPGD
Pelatihan awal PPGD sangat penting untuk memberikan pertolongan pertama sebelum bantuan medis profesional datang. Pelatihan ini mencakup keterampilan dasar seperti CPR (Cardiopulmonary Resuscitation), penanganan luka, dan tindakan pertolongan pertama untuk kondisi gawat darurat.
2. Pelatihan untuk Siswa dan Staf
Rencanakan pelatihan PPGD untuk siswa dan staf secara berkala. Libatkan instruktur yang berpengalaman dan pastikan bahwa pelatihan mencakup teori dan praktik. Setiap orang di sekolah harus memiliki pemahaman dasar tentang PPGD untuk menangani situasi darurat.
3. Penyediaan Peralatan PPGD
Pastikan bahwa sekolah dilengkapi dengan peralatan PPGD yang memadai, seperti kotak P3K, alat pemadam kebakaran, dan peralatan darurat lainnya. Periksa secara rutin dan pastikan semua peralatan dalam kondisi siap pakai.


Kesiapsiagaan bencana di sekolah adalah tanggung jawab bersama antara pihak sekolah, siswa, dan orang tua. Dengan melakukan edukasi, pelatihan, dan persiapan yang baik, kita dapat meminimalkan risiko dan memastikan keselamatan semua anggota komunitas sekolah. Menghadapi ancaman kebakaran, gempa bumi, dan situasi darurat lainnya dengan kesiapsiagaan yang baik akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terlindungi.

Dengan mempersiapkan diri dan berlatih secara berkala, kita dapat menghadapi bencana dengan lebih percaya diri dan efektif, serta memberikan rasa aman bagi semua anggota sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *